Kamis, 09 Juni 2011

Merindu Sang Adam [masih]

‎:
matahari telah merekah,
ingin rasanya kurangkai pada sekotak mimpi
yang kau rajut pada kenang-kenang kita
namun masih menyimpan sepotong kekosongan
......
sebab sadar kamu [masih] tidak denganku.
Selamat siang, kamu !

Lelucon Hidup

Terlempar di antara harapan dan kekecewaan
oh, aku tahu sepertinya hidup mengajakku untuk ber-main tebakakan.
dengan senang hati kuulurkan tanganku
sebab kesempatan adalah kado terindah dari Yang Maha Pemurah,
demikian, aku percaya datangnya pasti berkali.
...

Memeluk Moksa

 
Sebenarnya kamu hanya butuh keberanian untuk mengikuti kata hatimu. Mengikuti kata hati itu luar biasa. Sangat luar biasa [reaksinya]. Bahkan bisa mengubah apa saja dalam isi dunia. Serupa cinta Juliet kepada Romeo. Cinta untuk melepaskan. Cinta untuk pengorbanan. Cinta untuk selamanya. Cinta untuk lepas dari samsara kemudian memeluk moksa.

Selamat pagi "yang sedang menikmati cinta" ! ^^

Pekat [!]

...dan malam ini tidak ada kalimat yang terlahir dari rahim kata. Bahkan kupastikan ini sampai nanti, sampai pada pertemuan kita. Sebab terlalu prematur jika kutulis di sini kekasih.
Seperti halnya malam, hatiku kian memekat lantaran detak jarum waktu. Menunggu kamu dan sang cahaya pagi kembali. Kamu tetap kekasihku, meskipun.

*padamu hati, aku tidak bermaksud memecahkan [sungguh].

Sebab itu...

 
Kamu datang dengan sebuah sebab dan pergi pun karena sebuah sebab [yang tepat]. Tuhan memang adil, selalu saja ada pesan dalam tiap kejadian. Terima kasih telah menjadi bagian dari ceritaku ! ^_^

Potongan yang Tertinggal

Berziarah ke masa lalu. Menemukan saat dengan kamu. Ternyata tidak hanya ketika senda namun sendu pun kamu denganku. Akhirnya, aku belajar mencintai dengan ketulusan hati darimu.

Lengkung sungging, Sabit di Langit

memandang sabit di langit, lengkung sungging ratap ngilu
serentak luruh senyap menyesap,
mengenang labuh senja hari ini:tak seindah patutnya,
oleh sombong hati membuka suara
dan 'kamu' pun.